AKUNTANSI DAN INTEGRITAS


Ada apa dengan akuntansi dan integritas? Dua hal tersebut seolah-olah jauh api dari panggang alias nggak nyambung. Apalagi jika dikaitkan dengan krisis global 1997-1998. Indonesia juga kena dampaknya, bahkan pada masa itu di Indonesia tidak sekedar krisis ekonomi bahkan krisis multi dimensional. Kondisi politik juga sangat memprehatinkan. Salah satu profesi yang sering dituduh ikut berkontribusi terhadap krisis tersebut adalah Akuntan. Apalagi beberapa skandal korporasi di Amerika Serikat (antara lain: Kasus Enron dan Worldcom) melibatkan Kantor Akuntan besar yaitu Arthur Anderson, itulah yang mengakibatkan lima kantor akuntan besar (The Big Five) menjadi empat (The Big Four)

Realitanya pekerjaan akuntan selalu terkait dengan integritas. Pernyataan tersebut mungkin masih ada yang meragukan, karena kadang-kadang ada yang mengatakan bahwa akuntan itu tukang otak-atik angka. Jika dikaitkan dengan proses akuntansi; dari mulai pencatatan bukti transaksi sampai dengan pelaporan, semua informasi yang disajikan harus apa adanya atau andal (reliable). Untuk menjaga kewajaran infomrasi akuntansi atau laporan keuangan, perlu didukung oleh audit atas laporan keuangan tersebut. Auditorpun dituntut untuk memiliki sikap independen dan objektif, ketika melakukan general audit atau audit atas laporan keuangan.

Dampak laporan keuangan yang tidak andal atau hasil auditnya tidak wajar, akan merugikan pengguna laporan keuangan tersebut dalam pengambilan keputusan bisnis. Dengan demikian akuntan disamping harus kompeten tentu juga wajib menjaga integritasnya yang tercermin dalam informasi akuntansi yang reliable, serta sikap independen dan objektif yang dimiliki auditor.


Leave a Reply